Pada masa kecil, setiap orang dewasa menanyakan tentang cita-cita setiap anak-anak. Dengan tanpa ragu pun mereka yang sedang asik bermain menjawab tentang cita-cita itu. Tapi apakah ketika beranjak dewasa cita-cita itu masih ada. Ya, semua sudah menjawab. Kadang pemahaman yang berlebih tentang sebuah perjalanan, membawa kita kepada dasar pemikiran yang di ulang-ulang. Lalu dimana ketika masa kecil itu ada, yang dengan penuh refleksi mengerjakan sesuatu tanpa itung-itungan tenaga dan apapun yang bisa dilakukan. Dimana tidur siang menjadi perlawanan yang berat kepada seorang ibu, dan memilih pergi beramai-ramai bersama teman-teman. Itu lah masa-masa penuh mimpi, cita-cita dan pergerakan tanpa arah. Tanpa arah.?? Ya, tanpa arah. Tampak setiap sesuatu yang tanpa arah itu terabai. Tampak sesuatu yang tanpa arah itu tak diperhatikan. Tapi apakah pernah disadari, bahwa tenaga untuk mencapai suatu arah yang tepat itu tidak sedikit. Apa berarti yang tanpa arah tak akan mencapai arah? Tidak, setiap semua yang bergerak pasti akan mencapai arah. Hanya saja masalah waktu. Setiap arah tak terduga, adalah yang paling ditakuti dari sebuah peperangan. Apakah serangan itu tanpa arah? Ya, bagi yang tidak mengetahui.Terarah atau tanpa arah hanya sudut pandang dari yang lain, bukan dari arah itu sendiri.Lalu masih adakah yang bertikai tentang kemana sebuah arah itu sampai? Ya, itulah sebuah ungkapan terburu-buru dan tak memahami apa yang sudah dilakukan.
Meretas mimpi adalah gerak dinamis. Berproses antara satu ke yang lain. Cara dimana anak kecil tanpa lelah, melakukan tentang yang disukai dengan penuh mimpi yang tak tampak sidikit pun cahaya dari sana.Tapi menimbulkan gerakan yang tak biasa, tanpa arah.
Terima kasih telah membaca artikel tentang Meretas Impian di blog Kau Puisi jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.